Muhammadiyah Sulsel Krisis Kader Pengusaha dan Ulama
Husni Yunus
Jumat, 23 Januari 2009
Makassar- Muhammadiyah Sulawesi selatan krisis kader pengusaha dan ulama dibuktikan dengan lemahnya kualitas pendidikan pesantren Muhammadiyah yang terancam tutup.
Demikian disampaikan Gagaring Pagalung, ketua Lembaga Pemeriksa Keuangan (LPK) Muhammadiyah Sulawesi Selatan, pada acara diskusi warung kopi yang diselenggarakan Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah Sulsel, di warung kopi Cappo, Makassar, Kamis (22/02/2009). Menurut Gegaring, lemahnya kualitas pesantren Muhammadiyah dikarenakan tidak adanya santri dan guru yang tidak berkualitas, serta ditambah gerakan dakwah Muhammadiyah yang mengandalkan bantuan pemerintah sehingga ruh gerakan tajdid tidak berjalan secara maksimal yang berdampak pada lemahnya potensi pengembangan gerakan dakwah Muhammadiyah.
Dalam diskusi yang dihadiri Dr.dr.Furqan Naiem,MS, Drs.H.Waspada Santing, yang di pandu H.Mahmud Nuhung,SE,ME dan HM.Ramli Haba,SH,MH, Gegaring mengungkapkan, manajemen keuangan amal usaha Muhammadiyah seperti Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Sekolah Muhammadiyah, Rumah bersalin, dan Panti Asuhan sangat lemah, dan syarat dengan kebocoran karena pengelola keuangan yang tidak professional sehingga dapat berdampak pada rusaknya silaturahmi di persyarikatan karena saling memfitnah. Untuk itu diperlukan upaya yang maksimal untuk meningkatkan pengawasan yang lebih ketat, hal tersebut hanya dapat dilakukan bila potensi kader dikembangkan.(mac)
http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1381&Itemid=2
Jumat, 23 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar