Minggu, 16 Agustus 2009

9 (sembilan hal yang harus dimiliki Pimpinan Muhammadiyah)

9
(sembilan hal yang harus dimiliki Pimpinan Muhammadiyah)

1. Memahami dengan sungguh-sungguh
( Islam dan Muhammadiyah)
2. Ikhlas
3. Beramal
4. Berjuang
5. Pengorbanan
6. Ketaatan
7. Kemantapan
8. Persaudaraan
9. Percaya

Yang dimaksudkan dengan memahami, adalah kita mengerti dan menyadari betul bahwa berserikat dalam Muhammadiyah adalah tidak lain beramal dan berbuat secara total dengan Islam dan untuk Islam itu sendiri. Islam adalah tata aturan yang meliputi segala bidang dan segi kehidupan secara menyeluruh. Islam adalah meliputi aqidah, ibadah, akhlak, keadilan, budaya, seni, ilmu pengetahuan, cinta, hokum, kekuatan, kerja, kekayaan, politik, social, ekonomi, dakwah, jihad dan pemikiran.
Termasuk memahami adalah mengerti dan menyadari, bahwa Al-Quran dan Sunnah adalah rujukan setiap muslim untuk mengetahui hokum Islam.

Yang dimaksudkan dengan ikhlas, adalah kita orang Muhammadiyah beramal dan berjuang dalam Muhammadiyah semata-mata mencari keridloan Allah, mengharap pahala daripada-Nya, tanpa dikontaminasi interest dan mempertimbangkan keuntungan materi, jabatan, pangkat dan predikat. Sebagai buah memahami dan keikhlasan adalah amal dan kerja.
Dengan beramal kita berusaha untuk memperbaiki diri sendiri, sehingga menjadi manusia yang sehat jasmani, sehat rohani dalam arti berakhlak tinggi, mampu berfikir, mampu bekerja, selamat aqidah, benar dalam beribadah, bermanfaat untuk orang lain, mampu mewujudkan rumah tangga muslim dan mendidik anak dengan baik. Disamping itu, dengan amal kita sanggup membimbing masyarakat untuk berbuat baik, menggalakkan kepada semua perbuatan yang utama.

Yang dimaksudkan dengan pengorbanan adalah kesanggupan kita untuk memberikan harta, jiwa, waktu dan bahkan apa saja, demi untuk mencapai tujuan dan cita-cita Persyarikatan. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Pengorbanan memang berarti kehilangan, namun pada hakekatnya adalah mendapatkan.

Yang dimaksudkan dengan ketaatan adalah kita harus siap selalu menaati dan melaksanakan apapun keputusan Persyarikatan, senang ataupun kurang senang, baik berwujud penyebaran fikiran yang benar kepada masyarakat, proyek-proyek pendidikan dan social kemasyarakatan, maupun apa saja yang disebut Amal Shaleh.

Yang dimaksudkan kemantapan adalah betah, sabar dan ulet dalam beramal dan berjuang, meskipun terasa lama belum mendapatkan hasil. Kita berjuang dan beramal sampai kapanpun sampai batas terakhir, menghadap Ilahi Rabbi.

Sedang yang dimaksudkan dengan ikatan aqidah yang kokoh dan iman yang mantap. Untuk itu perlu dipelihara cinta kasih diantara kita, saling menghormati dan saling memperhatikan.

Yang dimaksudkan dengan percaya adalah percaya kita pada pemimpin, tentang kecakapan dan keikhlasannya, yang dapat menimbulkan rasa hormat, rasa cinta dan ketaatan. Pemimpin sendiri adalah merupakan sebagian dari dakwah, dan tidak ada dakwah tanpa pemimpin. Dengan saling percaya diantara pemimpin dengan yang dipimpin, maka persyarikatan akan menjadi makin kokoh dan kuat, program akan lebih lancar dilaksanakan, tujuan akan makin cepat tercapai, kesulitan akan makin mudah diatasi. Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin, akan lebih mesra seperti antara bapak dan anak, guru dengan anak didik.

Diambil dari buku : Akhlak Pemimpin Muhammadiyah, halaman 27 (32-34)
Judul : Akhlak Kepemimpinan Dalam Kehidupan Bermuhammadiyah
Oleh : KH. Amir Ma’sum

Beri Ruang Untuk Angkatan Muda Muhammadiyah

Beri Ruang Untuk Angkatan Muda Muhammadiyah

Sleman- “Sudah sewajarnya Angkatan Muda Muhammadiyah, lebih diberikan ruang yang lebih besar bila ingin Muhammadiyah lebih diperhitungkan umat, demi membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”, ungkap Dr. Haedar Nashir, pada acara pelatihan indeks masyarakat sipil di Melati, Sleman di aula Satunama, Yogyakarta, Kamis ( 06/08/2009)

Menurut Haedar, dewasa ini Muhammadiyah menghadapi tiga tipologi presfektif masyarakat Islam yakni integralisme ,modernisme, dan sekulerisme, sehingga kekuatan berfikir dan praksisme harus diserahkan pada angkatan muda muhammadiyah yang saat ini menggeluti dalam peradaban baik di perguruan tinggi maupun di masyarakat yang plural, sehingga agama harus menjadi refleksi kehidupan.

Dalam peradaban Islam, menurut Haedar, muncul sembilan nilai kehidupan yakni bertuhan dan beragama, persaudaraan, beraklak dan beradab, berhukum syariat, kesejahteraan, musyawarah, ikhsan kebaikan, berkemanusiaan, dan ketertiban. “Dengan logika ekstrem dapat dikatakan bahwa ada maupun tidak ada formulasi konsep masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, maka Muhammadiyah tetap istiqamah melakukan gerakan dakwah dan tajdid diberbagai bidang kehidupannya, untuk menuju ke arah yang lebih baik. (mac)

mohammad sholeh |125.167.66.xxx |2009-08-11 14:43:21

Menurut saya sudah terlalu luas dan lebarnya ruang gerak generasi muda
Muhammadiyah di Muhammadiyah, hanya tinggal mau bergerak atau harus digerakkan,
hanya ingin seperti bertamu atau menjadi tuan rumah, merasa bisa atau bisa
merasa ( rumongso biso atau biso rumongso ), mau banyak omong atau banyak kerja.
Setahu saya para pendiri Muhammadiyah dan sesepuh Muhammadiyah sudah banyak
memberi contoh bukan cuma menjadi contoh, diam-diam dan banyak amal. Itulah yang
patut menjadi renungan generasi muda Muhammadiyah.


http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1579&Itemid=2#josc209701