Senin, 26 Januari 2009

Muhammadiyah Pilih Pendekatan Kultural

Muhammadiyah Pilih Pendekatan Kultural

Selasa, 27 Januari 2009 pukul 10:33:00

BUKITTINGGI -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas menegaskan, Muhammadiyah lebih memilih pendekatan kultural dalam mencerdaskan umat dan bangsa, tetapi tak menafikan pendekatan politik praktis.

''Muhammadiyah dengan sadar dan sengaja lebih memilih pendekatan kultural melalui pendidikan, penyadaran dan dakwah,'' ujar Yunahar dalam sambutannya pada acara pucak Milad Muhammadiyah ke-99 di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) di Bukittinggi, akhir pekan lalu.

Peringatan milad yang mengusung tema, "Muhammadiyah berkiprah mencerdaskan umat dan mencerdaskan bangsa" itu dihadiri Wapres Jusuf Kalla, Hj Mufidah Jusuf Kalla, Wakil Ketua DPD RI Irman Gusman, Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, Ketua DPRD Sumbar, Leonardy Harmainy serta sederet tokoh Muhammadiyah.

Yunahar menyatakan, Muhammadiyah memutuskan untuk tak mendirikan partai politik. Meski begitu, organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu mempersilakan warga atau kader Muhammadiyah untuk berkiprah dalam partai politik manapun asal sesuai dengan visi dan misi organisasi.

''Kalau dulu dikenal istilah menjaga jarak yang sama dengan seluruh parpol, sekarang Muhammadiyah mengubah bahasanya menjadi menjaga kedekatan pada semua parpol,'' papar Yunahar. Muhammadiyah tetap akan menjaga netralitasnya dalam politik. Menurut dia, netralitas yang dikembangkan Muhammadiyah adalah tidak pro pada salah satu parpol, sekaligus tak bersikap anti pada salah satu parpol.

"Jadi pro berarti tidak netral dan anti juga tidak netral. Maka Muhammadiyah tidak pro dan tidak anti Parpol," tegasnya. Menurut Yunahar, Muhammadiyah tentu akan memikirkan dan menegaskan visi-misi kepada kader-kadernya yang berkecimpung secara aktif di berbagai Parpol. ant

http://www.republika.co.id/koran/14/28048.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar