Kamis, 08 Januari 2009

Hikmah Dibalik Musibah

Hikmah Dibalik Musibah

Sumber: Buletin InfoDT Jakarta - Edisi 20/Tahun III/Desember 2003
Oleh : Aa Gym

Bismillaahirrahmanirrahiim,
Semoga Allah Yang Maha Kuasa, menerangi hati yang gelap, menghidupkan hati yang mati, memberi petunjuk kepada yang tersesat, menjadikan siang ini adalah siang yang berlimpah karunia bagi segenap hamba-hamba Allah SWT.
Saudara-Saudara yang budiman, saat ini kita berada di tempat yang dahulu dianggap tempat jin membuang anak. Kramat Tunggak dulu begitu populer tetapi dalam konotasi yang tidak nyaman bagi orang-orang yang beriman. Tetapi nyaman bagi orang-orang yang gemar kepada maksiat. Daerah yang asalnya rawa, kemudian berubah menjadi lokalisasi para pezina, dan sekarang berubah menjadi tempat ibadah. Usaha ini adalah merubah citra dari tempat yang gelap menjadi sebuat citra cahaya dan kemuliaan, dari citra maksiat menjadi citra yang islami.
Saudara sekalian, kalau kita berada ditempat ini, memang timbul sebuah semangat untuk selalu melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik. Seharusnya kita juga membayangkan, andaikan dulu Indonesia rawa, kemudian menjadi tempat maksiat, mengapa kita tidak mengubah Indonesia menjadi sumber ketaatan di dunia ini?
Saudara sekalian, kekuatan terbesar yang dibutuhkan untuk mengubah dari tempat maksiat menjadi tempat taat adalah :
1. Tekad
Tekad inilah yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin berubah, karena tekad seperti api yang bisa melalap apapun yang menghalanginya. Berani bertekad merupakan awal dari keberanian. Karena ada orang yang bertekad saja tidak berani. Merupakan mimpi rasanya bangsa ini bisa berubah, kalau pemimpin dan rakyatnya tidak mempunyai keberanian bertekad untuk berubah.
2. Ilmu
Ilmu ini yang menuntun tekad kita. Orang yang mempunyai tekad harus diawali dengan mengetahui ilmunya. Membangun gedung jika tidak tahu ilmunya maka akan ambruk, demikian juga membangun rumah tangga. Barang siapa yang ingin berubah, maka harus diawali dengan semangat menggapai ilmu, karena inilah sumber untuk mencapai perubahan yang lebih baik.
3. Kebersamaan
Kramat Tunggak berubah menjadi tempat ibadah, itu dilakukan dengan adanya kebersamaan yang baik. Karena tidak mungkin bisa berubah dengan sendirian. Oleh karena itu barang siapa yang ingin mengubah sesuatu, tetapi tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, maka tidak akan bisa berubah. Indonesia tidak akan berubah menjadi negara yang baik jika rakyat dan elit politiknya tidak akur. Sebaik-baik kampanye jika partai politik melihat partai yang lain sebagai saudara, bukan sebagai lawan.
4. Tawakal kepada Allah SWT
Karena Allah yang menciptakan kita, yang mempunyai Indonesia dan Allah yang bisa membolak-balikan hati manusia. Oleh karena itu mudah-mudahan hikmah dibalik musibah ini menjadikan Indonesia menjadi negeri yang bangkit tekadnya, yang didukung dengan ilmu, kebersamaan dan ketawakalan kepada Allah SWT. Saudara sekalian, bala bencana bergantiganti menimpa negeri kita. Maka ini semua dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis:
1. Bagi orang yang ingkar, boleh jadi ini cicilan penderitaan dari Allah SWT
2. Bagi orang yang lalai, ini adalah peringatan
3. Bagi orang yang beriman, mudah-mudahan musibah ini menjadi peningkatan kemuliaan
Musibah terbesar bagi negeri ini adalah jika pemimpin dan rakyat Indonesia kufur nikmat atas karunia yang telah Allah berikan kepada kita. Karena nikmat yang Allah berikan berujung menjadi dua, kalau disyukuri akan mengundang nikmat, kalau dikufuri akan mengundang laknat. Jadi kufur nikmat inilah penyakit bangsa yang paling berbahaya, salah satu akibatnya adalah banyak orang kaya yang masih berjiwa miskin.
Saudara sekalian, kehormatan tidak datang dari harta yang melimpah, tetapi kehormatan akan ada melalui harga diri kita. Maka dari itu jika kita memilih pemimpin, pilihlah pemimpin yang kaya jiwanya, karena akan mempunyai harga diri yang tinggi. Untuk itu yang harus dilakukan adalah :
1. Mulai dengan 3M.
Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang hal yang kecil dan mulai saat ini juga
2.Jangan hormati orang lain karena kedudukan, harta yang melimpah keduniawian, tetapi hormati orang karena akhlaq dan kejujurannya
3. Jangan biasakan hidup bermewah-mewah
Marilah kita sikapi setiap ujian dengan kearifan, sehingga menjadi orang yang dapat meraih manfaat dari setiap musibah yang ada.***

Alhamdulillaahirobbil’alamin

________________________________________
Rangkuman Pengajian Majelis Manajemen Qolbu, Masjid Jakarta Islamic Center dibekas lokalisasi Kramat Tunggak, Ahad 9 November 2003. - Humas DT Jakarta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar