Sabtu, 28 Februari 2009

Pengalaman Berjuang dan Beramal di Muhammadiyah 2)

Ketika masuk di kepengurusan cabang pereode 2000-2005 sebagai anggota majelis ekonomi, seingat saya mengikuti rapat dengan diundang resmi hanya satu kali di awal mengawali pergantian kepengurusan baru di rumah ketua baru. Setelah itu entah memang tidak diundang karena cuma anggota majelis, atau mungkin juga diserahkan pada ketua majelis apakah anggota mau diajak rapat atau tidak, atau memang hanya pimpinan cabang saja yang rapat dan melaksanakan kegiatan.

Tapi saya rasakan sangat fakum selama satu pereode, kemudian pada pereode berikutnya dengan diawali muscabm, saya masuk deretan pimpinan terpilih tetapi belum masuk ke pimpinan cabang yang tujuh orang (sebagai ketua majelis dikdasmen). Ada pernik-pernik dalam pemilihan pimpinan cabang pereode 2005-2010, pada musyawarah formatur ternyata diputuskan yang menjadi ketua bukan yang memperoleh suara terbanyak, selanjutnya ketika susunan pimpinan cabang diusulkan ke daerah, ternyata daerah memutuskan dengan sk pimpinan daerah bahwa yang menjadi Ketua Cabang adalah yang mendapat suara terbanyak.

Mengawali kepemimpinan baru ini saya terlibat terus dalam rapat-rapat PCM, dan saya memang berniat untuk aktif dan selalu hadir rapat tepat waktu. Walaupun yang lain rata-rata senang terlambat, sehingga rapat molor. Bahkan juga tidak setiap rapat seluruh pimpinan yang di SK PDM bisa hadir semua, tentu dengan alasan masing-masing dan pembenaran masing-masing.

Dari sinilah mulai nampak bahwa ternyata ada Pimpinan yang senang namanya masuk dalam daftar nama yang di SK, tetapi tidak berkiprah atau papan nama saja. Ada juga yang papan nama dan senang ikut rapat tapi tidak bergerak. Ada yang papan nama, senang rapat, tetapi selalu terlambar hadirnya sehingga rapat selalu mengulang ulang pembahasan. Ada yang papan nama, senang rapat, datang terlambat, dan sebagai pengkritik dan sealalu tidak setujui dengan setiap rencana kegiatan tetapi tidak ada solusi. Ada juga yang papan nama, jarang rapat, tetapi ketika datang merasa yang paling Muhammadiyah dan selalu membuat mentah lagi keputusan-keputusan rapat yang telah dibuat. Bahkan ada juga yang selalu datang terlambat, senang mengkritik dan menyalahkan, dan kalau ngomong selalu memilih belakangan yang seolah-olah omongannya menjadi yang terpenting dari rapat itu (dalam bahasa masyarakat : metao). Bahkan adan yang merasa peling Muhammadiyah padahal belum pernah mewujudkan program Muhammadiyah.

Sehingga kadang-kadang melihat kondisi yang demikian membuat bosan dengan rapat yang diselenggarakan, tetapi untung pemahaman berorganisasi saya lumayan sehingga hal diatas tidak menyebabkan lunturnya untuk terus beramal di Muhammadiyah. Yang jelas dimanapun berjuang dan beramal harus dilandasi Taukhid yang benar dan kuat,keikhlasan yang tinggi, kesabaran yang selalu dipupuk terus menerus. Harus bisa mengambil makna bahwa ini semua adalah ujian dari Allah Swt, atas keimanan dan ketaqwaan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar