Kamis, 26 Februari 2009

Pengalaman Berjuang dan Beramal di Muhammadiyah 1)

Awalnya keinginan berjuang dan beramal ibadah di Muhammadiyah didasari pemikiran dan perasaan keikhlasan yang sangat tinggi, sebab di Muhammadiyah berisi orang-orang yang berpendidikan dan orang yang rata-rata berpikiran lebih maju dibandingkan yang lain. Tentu didalam memahami arti ibadah juga lebih baik dibandingkan dengan yang lain, terutama dari segi pemahaman Taukhid yang terkenal di Muhammadiyah dengan anti TBC (takhayul, bid'ah, dan churafat ).

Benarkah pemikiran dan perasaan itu bila dicocokkan dengan kondisi riil warga Muhammadiyah saat ini, tentu membutuhkan penelitian yang panjang dan kajian yang cukup mendalam untuk mendapatkan jawabannya. Dari pengalaman penulis sejak mengawali dengan menjadi simpatisan jama'ah shalat dan pengajian sampai menjadi anggota Muhammadiyah yang ber-NBM (nomor baku anggota Muhammadiyah)dan juga mengawali dengan menjadi aktifis ranting dan pengurus serta pimpinan ranting, aktifis cabang dan pengurus serta pimpinan cabang, dan sampai saat tulisan ini dibuat (Jum'at, 27 Februari 2009, jam 01.00 wib) sedang memegang amanah menjadi Kepala SMK Muhammadiyah Jember).

Ketika diranting sedang semarak pengajian dari rumah ke rumah, ternyata tidak bertahan langgeng, karena hanya berjalan pada satu pereode kepemimpinan (5 tahun) setelah itu mulai surut dan berangsur-angsur tidak ada, dan juga berkeinginan membangun Masjid dan jadi serta berdiri dua lantai, yang diatas untuk Masjid dan yang dibawah untuk kantor-kantor dan TPA (taman pendidikan al Qur'an) untuk anak-anak, dan juga mendirikan BMT (baitul maal wa tanwil) dengan mengumpulkan dana dari anggota dan simpatisan, dengan usaha memberi bantuan pedagang kecil (nglijo) dan menyantuni du'afa, serta berusaha memelihara sapi dan kambing.

Dari kegiatan amal usaha yang dilakukan diatas yang menjadi faktor penentu utama keberlangsungannya adalah terletak pada sumber daya manusianya, akibat sistem perkaderan yang kurang baik, maka beberapa usaha diatas berangsur-angsur menurun dan lama-lama menghilang ketika orang yang diberi amanah berubah atau berganti sesuai pereodenya. Bahkan juga yang tidak kalah penting adalah rasa keikhlasan warga Muhammadiyah yang menerima amanah, apabila dipegang oleh orang yang Ikhlas dan mau bergerak, maka amal usaha tersebut akan terus berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar